HAKIKAT SYIRIK
ALLADZIINA
AMANU WA LAM YALBISU IMANAHUM BIZULMIN ULAIKA LAHUMUL-AMNU WA HUM
MUHTADUN : Orang-Orang yang tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka
mendapat petunjuk. (QS Al An’am: 82)
Perbuatan syirik adalah perbuatan yang
dilaknat Allah SWT karena mempersekutukan kemahakuasaan Tuhan yang
arahnya adalah menyembah kepada yang selain Tuhan. Pertanyaannya
sekarang adalah apa dan bagaimana sesungguhnya hakikat syirik itu?
Untuk
mengetahui hakikat syirik kita mau tidak mau harus TAHU tentang
syirik. Tidak mungkin kita ngomong kalau kita tidak mengetahui ikhwal
sesuatu. Kalau disebut bahwa perilaku perdukunan itu cenderung ke
perilaku syirik, kita perlu tahu apa yang dilakukan seorang dukun itu
kok dikatakan cenderung ke perilaku syirik. Kita tidak bisa asal
ngomong, asal menuduh, asal mengklaim bila kita sendiri tidak
mengetahui secara deskriptif tuduhan-tuduhan kita. Untuk itulah blog
ini hadir sehingga kita mendapatkan kawruh tentang dunia supranatural,
dunia perdukunan, dunia klenik dengan bebas dan terbuka sehingga kita
bisa menyimpulkan apakah sebuah perilaku itu cenderung syirik atau
tidak.
Seseorang dikatakan dewasa
bila dia mampu untuk mempertanggungjawabkan pendapat, perilaku, sikap,
atau keputusan-keputusan yang diambilnya. Sebuah keputusan dan sikap
tertentu yang diambil seseorang oleh karena itu harus bisa
dipertanggungjawabkan dalam pengadilan rasional dan hati nurani. Tanpa
diadili oleh dua pengadilan itu, kita akan menjadi hipokrit dan main
tuduh tanpa dasar. Hal inilah yang harus dihindari oleh seseorang yang
mengaku memiliki agama dan keyakinan yang luhur. Kedewasaan beragama
ditandai oleh bagaimana kita mampu mempertanggungjawabkan pola pikir,
sikap dan pilihan yang kita ambil.
Apalagi
bila kita mengingat bahwa dunia diciptakan tidak dengan main-main dan
sembrono. Dunia ini bukan wahana permainan semata karena nanti setelah
pergelaran dunia ini usai, akan digelar pengadilan yang sesungguhnya
untuk mengetahui apa dan bagaimana pertunjukan dunia itu. Siapa yang
benar dan siapa yang salah, siapa yang mendatangkan manfaat dan siapa
yang merugikan, siapa yang hitam dan siapa yang putih dan seterusnya.
Maka dunia ini sejatinya sangat serius dan tidak diciptakan dengan
main-main.
Marilah kita analisa
perilaku-perilaku yang cenderung ke syirik. Kalau pada suatu ketika
saya percaya bahwa sakit saya bisa sembuh karena ditangani oleh dokter
A, apakah kepercayaan saya ini tergolong syirik? Jawabannya jelas
tidak. Karena ketauhidan kita, bahwa HANYA ALLAH SWT YANG MAHA KUASA
DAN DIA YANG MAMPU MENYEMBUHKAN SEMUA PENYAKIT tidak akan dicederai
oleh kepercayaan saya terhadap tangan-tangan dingin dokter A
menyembuhkan penyakit.
Tauhid
murni adalah bersyahadat atau berikrar: yaitu percaya TIDAK ADA TUHAN
SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD SAW ADALAH UTUSANNYA. Dan TIDAK ADA DAYA DAN
KEKUATAN LAIN KECUALI SUMBERNYA TUHAN SEMESTA ALAM. Namun TUHAN YANG
MAHA KUASA telah mendelegasikan atau menitipkan energi-energi-Nya ke
semua makhluk (ciptaan-NYA). Apakah itu bumi, matahari, angin, lautan,
manusia, jin, api, tanah dan lainnya.
Pendelegasian
energi ini ibarat sebuah pemerintahan di sebuah negara. Ikrar kita
adalah PRESIDEN INDONESIA ADALAH SBY. Itu artinya kita bertauhid. Namun
Presiden SBY telah mendelegasikan kewenangan-kewenangannya kepada para
menteri, kepada para gubernur, kepada para bupati, kepada para camat,
kepada para kepala desa dan seterusnya. Kalau suatu ketika saya sedang
butuh KTP, maka saya tidak perlu ke presiden langsung. Sebab Presiden
sudah mendelegasikan kewenangan pengurusan KTP ke kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil serta Camat. Saya pun harus mendatangi
kantor kecamatan dan seterusnya untuk mengurus KTP dan selesai.
Analogi
itu cukup tepat untuk menggambarkan perilaku syirik. Perilaku syirik
adalah perilaku dimana kita tidak mengakui dan tidak percaya adanya
satu-satunya CAUSA PRIMA, sumber energi tertinggi yang mendasari adanya
semua yang ada ini. Ibaratnya kita tidak mengakui PRESIDEN SBY SEBAGAI
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Jadi meskipun kita mengurus KTP di kantor
kecamatan dan KTP berhasil kita dapatkan, namun di batin kita
mengingkari kenyataan kewenangan tertinggi di negeri ini berada di
tangan SBY maka berarti kita suda menunjukkan sikap syirik.
Syirik
itu sebenarnya berada di dalam hati. Hati kita dulu awalnya mengakui
bahwa hanya ada satu pencipta yang mendasadi adanya semua hal di dunia
ini. Namun lama kelamaan, hati kita ini termanipulasi oleh pola pikir
dan pandangan-pandangan orang-orang disekitar kita yang mempengaruhi
dengan kuat. Apalagi ada kelompok penekan dimana mau tidak mau kita
merasa perlu mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai yang dianut satu
kelompok yang mempengaruhi kita tersebut. Kelompok penekan itu bisa
jadi adalah masyarakat tempat dimana kita tinggal sejak kanak-kanak
hingga dewasa.
Kalau di suatu
komunitas tidak percaya kepada adanya Tuhan dan kita sejak kecil tingal
di dalamnya, mau tidak mau kita juga akan melebur dan tidak akan
percaya adanya Tuhan. Kenapa begitu? Sebab pendapat orang-orang
disekeliling kita akan mempengaruhi pola pikir kita sehingga kita
kemudian menyesuaikan diri dengan mereka. Itu sebabnya, saat seseorang
sudah dewasa secara mental dan ruhaniah kita disarankan untuk
mengadakan uzlah/berkhalwat untuk merenungkan PROSES PENCIPTAAN.
Hal
ini dicontohkan oleh para nabi/utusan-NYA sepanjang masa. Mereka
adalah individu-individu yang awalnya tidak puas dengan kepercayaan
masyarakat di sekelilingnya. Mereka kemudian mencari dengan
sungguh-sungguh kesejatian diri dan Tuhannya. Apa yang terjadi kemudian
di luar dugaan akal sehat… Saat akal sehat berhenti, maka di situ akan
datang malaikat-NYA yang membawa petunjuk. Petunjuk tidak akan datang
bila kita masih menggunakan akal yang belum tercerahkan oleh cahaya
petunjuk-NYA.
Salah satu petunjuk
Allah SWT terbesar yang turun kepada para nabi adalah pengakuan bahwa
hanya ada SATU TUHAN dan DIA ADALAH ALLAH SWT YANG MAHA ADA. Lantas
apakah yang lain tidak ada? Jelas bahwa yang selain diri-NYA itu
hakekatnya tidak ada. Hakekat keberadaan yang selain diri-NYA itu
adalah keberadaannya yang hanya pelimpahan ADA-NYA semata. Mereka ini
disebut dengan MAKHLUK, atau CIPTAAN. Jadi Makhluk, atau Ciptaan-NYA
ini juga harus diakui tetap ada meskipun mereka itu hakikatnya tidak
ada. Jadi semua ini sesungguhnya adalah satu, dan inilah yang dinamakan
metafisika kesatuan.
Dalam
konteks energi, TUHAN YANG MAHA KUASA ADALAH SATU-SATUNYA SUMBER ENERGI
DAYA DAN KEKUATAN. DIA kemudian mendelegasikan atau menitipkan
energi-energi-Nya ke semua makhluk (ciptaan-NYA). Apakah itu bumi,
matahari, angin, lautan, manusia, jin, api, tanah dan lainnya. Jadi
bukanlah berperilaku syirik bila kita bersahabat dan menghormati mereka
sebagai bagian dari ciptaan Tuhan. Bahkan sebagai manusia yang mengaku
beriman, kita harus bersahabat dengan bumi, dengan langit, dengan
angin, dengan air, dengan cahaya, dan seterusnya. Jangan musuhi mereka
karena mereka adalah ciptaan-NYA. Satukan diri kita dengan semua
ciptaan-NYA, dan lanjutkan perjalanan spiritual agar mamp menyatukan
diri dengan tetesan Dzat-NYA.
Bagi
para sahabat yang masih muda dan ingin mendapatkan kesaktian lahir,
silahkan mempersatukan diri dengan salah satu Ciptaan-NYA ini. “Hai
angin, kau adalah aku dan aku adalah kau. berikan kekuatanmu kepadaku…”
Pejamkan mata sejenak dan arahkan telunjuk Anda kepada musuh, maka
musuhmu akan beterbangan… Namun untuk para sahabat yang sudah tua dan
ingin kembali jejeg dan jejer dengan garis sangkan paran dan
iradat-Nya, sudah tidak pada tempatnya bila kita memiliki musuh. Musuh
terbesarmu ada di dalam dirimu, maka kalahkan dirimu sendiri. Kemudian
satukan dirimu dengan tetesan Dzat-NYA yang Maha Luhur dan Abadi. “Duh
Gusti, kau adalah aku dan aku adalah kau, Tidak ada Tuhan selain AKU,
leburkan aku ke dalam Dzat-MU sehingga aku hidup abadi berdiri tegak di
dalam pribadi-MU”